Organisasi pecinta satwa, Natha Satwa Nusantara (NSN), angkat bicara soal terbongkarnya kasus penjagalan kucing di Medan, Sumatra Utara. Direktur Operasional NSN, Anisa Ratna, menyebut kasus di Medan merupakan rahasia umum. Namun, banyak masyarakat yang tidak berani bersuara karena sejumlah pertimbangan.

"(Mereka) takut diancam sama pedagangnya, takut dianggap tidak menghormati tradisi," imbuhnya. Anisa menyebut pihaknya sudah banyak menerima laporan mengenai penjagalan hewan baik kucing maupun anjing di Medan. "Banyak (yang melaporkan). Itu aja kemarin pas kita up soal kasus Tayo (nama kucing yang ditemukan dijagal), banyak warga Medan yang bersuara, mereka ketakutan peliharaan mereka dicuri," ungkapnya.

Sementara itu Anisa mengaku lega atas terbongkarnya kasus penjagalan kucing di Medan. Meskipun, terbongkarnya penjagalan ini harus didahului dengan viral di media sosial. "Perasaan kami ya cukup lega, meskipun sepertinya harus diangkat ke media dulu baru ditanggapi," ungkap Anisa.

Menurut Anisa, penyiksaan hewan merupakan delik biasa, bukan delik aduan. "Yang seharusnya tanpa ada pelaporan, pihak kepolisian wajib menindaklanjuti kasus penyiksaan hewan," ujarnya. Lebih lanjut Anisa berharap, pemerintah ikut memberi perhatian mengenai kasus ini.

"Harapan kami semua pihak terkait ikut turun tangan menindaki ini, bukan hanya polisi saja, tapi juga Kementerian Pertanian untuk turut serta menutup RPH (Rumah Penjagalan Hewan) dan lapak penjual daging anjing dan kucing." "Karena banyak aturan dari kementerian, dan juga KUHP yang dilanggar oleh praktik penjualan daging anjing dan kucing," ungkap Anisa. Sementara itu diberitakan sebelumnya, kasus ini viral di media sosial setelah unggahan potongan tubuh kucing di dalam karung beredar luas.

Penjual daging kucing disebut berada di Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai. Pemilik akun instagram @soniarizkikarai pada Rabu (27/1/2021) membagikan postingan dengan menunjukkan karung yang berisikan daging kucing tersebut. Sonia menjelaskan kronologi kejadian awalnya dalam caption postinganya dimana dirinya berniat untuk mencari kucingnya yang hilang dua hari lalu dan mendapatkan informasi ada yang memasukkan dalam karung.

"Hari ini saya mencari kucing saya yang dua hari yang lalu hilang, setelah bertanya tanya kesana dan kemari akhirnya ada yang lihat kucing saya dimasukkan ke goni sama orang yang katanya udah sering ngambilin kucing," bebernya dalam caption foto. Ia menerangkan bahwa orang tersebut telah sering melakukan hal tersebut untuk dibunuh, dipotong dan dijual dengan harga Rp 70 ribu. "Untuk dibunuh lalu dijual dagingnya dengan per kg 70.000," lanjutnya.

Sonia menyebutkan bahwa dirinya akhirnya mendatangi lokasi di Jalan Tangguk Bongkar VII dan menemui orang tersebut. "Akhirnya saya memberanikan diri untuk langsung ke rumahnya, awalnya tetangga disana ngasih tahu rumah yang salah, sampai akhirnya saya bertanya sama anak anak disitu dan mereka menunjukkan rumah yang benar. Setiba di lokasi saya bertanya mana bapak A mereka langsung bilang ada perlu apa? Saya jawab saya mau ngomong langsung sama bapak A," tulisnya.

Dimana awalnya, orang tersebut menyebutkan bahwa isi dari karung tersebut adalah daging anjing hingga akhirnya dibuka ternyata daging kucing. "Karena sebelum saya kesitu saya diperingati jangan langsung bahas kucing, dan akhirnya setelah berdebat panjang. Ibu wulan yang ada di gambar ngeliat ada goni dan pas ditanyak jawaban mereka itu anjing, tapi buk Wulan izin buka dan setelah membuka nya kami melihat banyak kepala kucing bahkan kucing yang sedang hamil juga ada," tulis Sonia.

"Dan setelah itu saya lemas gabisa sambil nangis, lalu buk wulan bilang “nia ini ada kepala tayo” saya pun tak sanggup lagi berdiri dan menangis sejadi jadinya," tambahnya. Bahkan, Sonia menjelaskan bahwa dirinya bersama temannya sempat mendapatkan ancaman dari warga setempat bahkan hingga akan diludahi. "Tak lama kemudian ada bapak bapak yang datangi kami sambil marah marah karena bising katanya.

Dia maki maki kami juga ditempat dan sempat hampir adu tangan sama buk wulan. Dan dia bilang kalau saya ngomong lagi dia bakal ludahi muka saya," tulisnya. Ia juga menyebutkan sudah mendatangi Polsek, namun belum mendapatkan kejelasan.

"Saya udah lapor ke sana kemari, tapi ga ada hasil, bahkan saya udah bawak kepala kucing saya sebagai bukti ke polsek tapi sampai di polsek polisinya gatau pasal tentang kucing dan abis itu mereka ketawa ketawa gajelas. Ga lama kemudian saya dipanggil masuk ke dalam polsek dan ditanyain dan akhirnya mereka nyuruh saya ke polsek satunya lagi karena mereka bilang itu bukan daerah mereka," tulisnya. Saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Rianto, menyebutkan bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan.

"Masih kita cek anggota lagi di lapangan," tutur Rianto dikutip dari .

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *