Menteri Kesehatan Chile mengundurkan diri pada Sabtu (13/6/2020), setelah jumlah kasus kematian mencapai rekor tertinggi akibat virus corona (Covid 19). Pengunduran diri Jaime Manalich diumumkan oleh Presiden Sebastian Pinera. Demikian dilansir AFP, Minggu (14/6/2020). Pemerintah melaporkan kepada masyarakat, lebih dari 3.000 orang meninggal sejak kasus pertama muncul di Chile pada 3 Maret lalu.
Namun sebuah laporan pada Sabtu (13/6/2020) mengungkapkan, Chile telah memberitahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa korban tewas sebenarnya lebih dari 5.000 orang. Laporan tersebut berasal dari sebuah organisasi jurnalisme investigasi yang disebut CIPER yang memperoleh salinan dokumen pelayanan kesehatan yang dikirim ke WHO. Manalich telah menghadapi kritik atas Statistik kasus kematian akibat Covid 19.
Wakil Menteri Kesehatan Paula Daza menjelaskan perbedaan angka yang terjadi antara yang dilaporkan pemerintah ke publik dan WHO. Dia mengatakan angka yang lebih tinggi yang disajikan kepada WHO termasuk terkonfirmasi dan yang dicurigai kematiannya karena Covid 19. Sementara laporan harian pemerintah ke publik hanya mencerminkan kasus kasus yang terkonfirmasi berdasarkan tes Swab hidung.
Pada Jumat (12/6/2020), Chile melaporkan jumlah kasus baru 6.754 orang dan 222 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. "Situasi di negara kita terus meningkat, di atas semua di wilayah metropolitan," kata juru bicara Departemen Kesehatan Arturo Zuniga, pada Jumat (12/6/2020). Kasus positif terus meningkat di Chile, meskipun mulai mengambil tindakan darurat pada bulan Februari lalu, termasuk tes massal dan penutupan perbatasan dan sekolah.
Langkah ini menjadikan Chile sebagai negara Amerika Latin pertama melakukannya. Sudah lebih satu bulan 7 juta warga ibu kota Santiago hidup dalam aturan lockdown. Kemudian disusul Warga kota Valparaiso dan Vina del Mar, pada Jumat (12/6/2020).
Hampir setengah dari populasi Chile 18 juta berada di bawah pembatasan yang ketat. Negara ini awalnya telah memberlakukan karantina selektif di daerah. Tetapi banyak orang Chili yang miskin terus bekerja ke luar demi memenuhi kebutuhan ekonomi.
Ini membuat terjadi lonjakan yang tajam pada pertengahan Mei memaksa pemerintah untuk memberlakikan lockdown.