Seperti yang diketahui, publik tengah dihebohkan dengan wacana reshuffle kabinet seperti yang disampaikan Jokowi pada Kamis 18 Juni 2020. "Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan, untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden. "Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle.
Namun, update dari rencana tersebut belum disampaikan lebih lanjut. Publik menjadi bertanya tanya mengenai jadi tidaknya rencana reshuffle tersebut. Mirip dengan situasi di Indonesia, Perancis juga menggunakan 'reshuffle' sebagai salah satu tindakan penanganan pandemi Covid 19 di negara tersebut.
Pada Jumat, 3 Juni 2020, Perdana Menteri Perancis Edouard Philipe mengajukan pengunduran diri. Pengunduran dirinya tersebut beserta seluruh kabinet di bawahnya. Presiden Perancis, Emmanuel Macron yang menerima langsung pengunduran diri tersebut.
Dengan perombakan itu, PresidenPrancismenyatakan ingin membuka jalan baru. Mengutip dw.com, Jumat (3/7/2020), Istana Elysee tempat kedudukan Macron menyatakan, Philippe tetap akan menangani urusan pemerintahan sampai kabinet baru ditunjuk. Kantor Kepresidenan mengumumkan, Macron menunjuk Jean Castex sebagai perdana menteri baru, yang akan menggantikan Philippe.
Castex kini bertugas membentuk kabinet yang baru. Pembubaran kabinet ini membuka jalan bagi perombakan pemerintah, sesuai harapan rakyatPrancis. Tekanan politik dalam negeri terhadap Macron sangat kuat.
Seperti rangkaian aksi protes rompi kuning, yang menentang reformasi tenaga kerja. Aksi itu marak sebelum pandemi corona. Cita cita Macron setelah kabinet baru.
Pada bulan April, Macron mengatakan dia ingin membentuk kembali haluannya demi memenuhi tantangan terbaru yang dihadapiPrancis. Tetapi kemungkinan besar, sisa dua tahun masa jabatannya malah akan didominasi oleh tema penanganan wabah corona. Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel akhir Juni 2020 lalu mengumumkan prakarsa baru pemulihan ekonomi Eropa.
Dengan dana senilai 500 juta euro untuk membantu negara negara Uni Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid 19. Namun rencana itu ditentang beberapa anggota Uni Eropa. Mereka menolak penggunaan dana Uni Eropa sebagai hibah, bukan sebagai kredit.
Negara negara penentang utama yang dikenal dengan julukan empat negara penghemat adalah Austria, Belanda, Denmark dan Swedia. Beberapa waktu lalu, dilaporkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar kepada seluruh jajaran kabinetnya. Di mana Presiden Jokowi menyoroti kurangnya kinerja para menteri di kabinetnya.
Dia juga menilai para menterinya tidak memiliki sense of crisis di tengah situasi pandemi virus corona. Video kemarahan Presiden Jokowi itu ditayangkan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020) dan langsung viral di media sosial. Tak tanggung tanggung, bahkan Presiden Jokowi mengeluarkan ancaman perombakan atau reshuffle kabinet.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa biasa saja." "Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Presiden Jokowi.