Tak sedikit orang tua yang masih merasa tabu dan bingung untuk mengajarkan pendidikan seksual pada anak. Padahal, pendidikan seksual pada anak seharusnya dikenalkan dan diajarkan sejak masih bayi atau sedini mungkin saat anak mulai masuk Primary School atau setingkat dengan sekolah dasar. Tentu saja hal ini bertujuan agar anak tidak mendapatkan informasi yang keliru dan dapat memahami pentingnya seksualitas sebagai bagian dari kesehatan tubuh, bukan hanya sekedar hubungan antara pria dan wanita, serta agar anak dapat menjaga dirinya dari pelecehan seksual. Cara mudah untuk mengenalkan dan mengajarkan pendidikan seksual pada anak bisa dilakukan bertahap sesuai dengan usianya, seperti yang sudah dirangkum dalam artikel berikut ini:

 

1. Usia 0-4 Tahun

Meski diusia ini anak masih belum mampu memahami dengan benar maksud orang tua, tetapi anak dapat mengingat dan mengerti apabila orang tua sering membicarakan hal-hal yang terkait pendidikan seksual ketika bersama sang anak. Pada usia ini orang tua bisa mengajarkan dengan cara mengenalkan bagian tubuh eksternal dan internal dengan nama yang seharusnya, seperti vagina untuk alat kelamin perempuan dan penis untuk alat kelamin laki-laki. Jangan lupa juga untuk mengajari anak cara membersihkan dan menjaga bagian tubuh.

 

2. Usia 5-9 Tahun

Pada usia ini anak sudah mulai memahami bahasa, etika dan mulai bersosialisasi, tetap ajarkan anak mengenai bagian tubuh dan cara menjaganya. Orang tua bisa menambahkan informasi mengenai bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh disentuh atau diperlihatkan ke orang lain. Informasikan kepada anak siapa saja yang boleh dan diizinkan untuk membantunya terkait alat vital , misalnya jika sang kakak bisa membantu untuk membersihkan alat vital sang adik setelah buang air, tetapi tidak boleh menyentuh saat tidak buang air. Selain itu, orang tua juga bisa mulai membiasakan hal-hal yang harus dilakukan anak ketika ada di rumah atau di tempat umum, mulai dari mengajari anak untuk menutup pintu kamar mandi ketika buang air atau mandi, memakai handuk setelah mandi, cara duduk yang rapi serta menjaga bagian tubuh agar tidak terekspos orang lain.

 

3. Usia 10-14 Tahun

Direntang usia pra-remaja ini, anak mulai mengalami gejolak psikologis, salah satunya anak akan mengalami masa pubertas. Orang tua bisa memberikan informasi dengan cara menceritakan pengalaman dan memberikan tips bagaimana mereka melewati masa-masa itu. Ketika anak memasuki usia ini, orang tua bisa mulai membahas mengenai penjelasan dasar mengenai hubungan seksual serta akibat yang didapatkan jika mereka melakukan hal tersebut. Masa pubertas akan mempengaruhi hormon dan emosi anak, orang tua harus berusaha menjaga komunikasi, jika tidak anak akan mencari informasi dari luar dan masalahnya, informasi yang didapatkan bisa saja salah.

 

Nah, itulah tahapan pendidikan seksual yang orang tua bisa berikan kepada anak sesuai dengan tahapan usianya. Meski sulit, hal ini tetap harus dilakukan agar komunikasi orang tua dengan anak mengenai pendidikan seksual terbuka sehingga tidak akan kesulitan menghadapi hal-hal terkait seksual di masa mendatang. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.

 

 

Sumber:

https://www.halodoc.com/artikel/usia-yang-tepat-untuk-mulai-pendidikan-seks-pada-anak

https://www.alodokter.com/pendidikan-seksual-untuk-anak

https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/sandraratnasari/ini-4-tahap-pendidikan-seks-untuk-anak-bisa-cegah-seks-dini

https://id.theasianparent.com/pendidikan-seks-untuk-anak

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *